Kamis, 02 April 2009

Antara Agama dan Spiritual

Agama

Kata agama aslinya berasal dari bahasa sansekerta. Secara etimologi merupakan gabungan dari dua kata yaitu a artinya tidak dan gama artinya kacau, jadi agama adalah tidak kacau. Di Indonesia yang disebut agama sama dengan religion (Bhs. Inggris) atau din (Bhs. Arab).

Membahas masalah term agama ini dari berbagai bahasa akan membuat berbeda pengertiannya, walaupun intinya bisa jadi sama. Religion (English) berasal dari kata religio (latin) yang artinya mengikat dengan kencang, artinya yang lain adalah membaca kembali atau membaca berulang-ulang. Agama adalah seperangkat atauran dan kepercayaan yang dibebankan secara eksternal pada pengikutnya dan pengikutnya wajib melaksanakan aturan tersebut.

Agama dalam bahasa arab disebut "Din". artinya ketaatan dan balasan. Secara teknis didefinisakan keimanan kepada pencipta manusia dan alam semesta serta kepada hukum-hukum praktis yang sesuai dengan keimanan.

Agama Islam berawal dari arab, namun Islam memiliki definisi tersendiri terhadap agama. Dalam mendefinisikan agama menurut Islam penulis sependapat dengan definisi yang dikemukakan oleh K.H. Moenawar Cholil dalam Ensiklopedi Al-Qur’an (Rahardjo, 1996). Pada buku “Definisi dan Sendi Agama” ia mengatakan bahwa :

Ad-din dalam Al-Qur’an mengandung lebih dari 10 arti. Kata ad-dien adalah bentuk masdar dari kata dana, yadin-u. menurut segi bahasanya, kata itu mengandung banyak arti, antara lain : (1) cara atau adat kebiasaan, (2) peraturan, (3) undang-undang, (4) taat atau patuh, (5) menunggalkan ketuhanan, (6) pembalasan, (7) perhitungan, (8) hari kiamat, (9)nasihat, dan (10) agama.

Pemahaman Islam terhadap definisi agama berbeda dengan ummat beragama di luar Islam, sebagai contoh dalam Q.S al-Kafirun :6 yang artinya “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. Dalam ayat lain juga dijelaskan ad-din sebagai agama pada Q.S al-Maun:1 yang artinya “ Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?”

Dua ayat di atas menyajikan dimensi ad-din yang benar, yaitu agama yang dibawa Muhammad saw. Dimensi pertama adalah dimensi ibadah dalam arti sempit yang lazim disebut ibadah mahdkah atau dimensi hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam dimensi ini, seorang muslim adalah seorang yang bukan saja percaya tentang adanya Tuhan, tetapi juga berserah diri dan mengarahkan pengabdiannya hanya kepada Allah Swt. Sebenarnya, haltersebut mengandung arti yaitu, mengikuti petunjuk dan jalan yang diberikan oleh Allah Swy, lewat wahyu-Nya yang mengandung dimensi hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Tetapi untuk lebih menjelaskan adanya dua dimensi itu, maka diperlukan adanya pembedaan pengertian antara ibadah dalam arti sempit dan ibadah dalam arti luas, yang mencakup dua dimensi itu.

Agama dalam dimensi kedua dicerminkan oleh keseluruhan surat al-Ma’un. Pada ayat 4 terdapat pernyataan : “Maka celakalah orang-orang yang menjalankan sembahyang.”. dalam ayat ini, sembahyang atau shalat adalah ritus yang dilakukan secara individu maupun berjamaah, sebagai perilaku komunikasi dengan Allah Swt. Sembahyang adalah salah satu bentuk ibadah. Tetapi penjelasan selanjutnya difirmankan bahwa orang yang melakukan shalat itu bisa celaka, yaitu apabila ia lalai atau mengabaikan konsekwensi dari shalat itu, yaitu berbuat baik, terutama kepada anak yatim dan fakir miskin sertatidak bersika riya’ atau memamerkan diri untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Perbuatan itu sama artinya “mendustakan agama.” Ini merupakan salah satu contoh dari dimensi sosial atau horisontal agama dalam paradigma Islam.

Spiritual

Cara pandang terhadap spiritual juga banyak perbedaan. Era pencarian spiritualitas dalam berbagai agama, tampaknya kini telah menjadi tern di seluruh dunia. Upaya untuk menemukan makna kehidupan dan keberadaan tuhan telah membawamanusia modern kepada pencarian spiritual yang tak kunjung selesai.

Spiritual berasal dari Bahasa Inggris Spiritualis, yang mengadopsi dari Bahasa Latin Spiritualis, asal kata : Spiritus artinya roh. Jadi secara leksikal spiritual adalah rohani.

Dipandang dari sudut agama spiritualisme itu mengacu kepada penjelmaan roh. Spiritualisme adalah suatu pandangan bahwa realitas puncak yang mendasari semua realitas adalah Ruh/Roh.

Perbedaan Agama dan Spiritual

Dari definisi-definisi diatas masih belum terlihat perbedaan antara agama dan spiritualitas, perlu perhatian yang mendalam untuk beberapa aspek. Kesulitan membedakan biasanya terjadi apabila kita tidak bisa memilah mana yang bersifat 'aspek bumi' dan mana yang bersifat 'langit' aspek spiritualitas pada agamanya. Kerancuan antara agama dengan spiritualitas adalah kesamaan hal yang dibahas seperti Tuhan, Jiwa, surga, neraka, tetapi tidak melihat sisi birokrasi dan ada sistem keorganisasian dalam beragama. Biasanya orang yang beranggapan bahwa agama adalah spiritualitas mengacu pada sisi tolerannya agama. Kenyataanya di dalam agama, selain memiliki sisi toleran ada juga sisi ekstrim, yang tidak mau tahu terhadap sistem keorganisasian dalam beragama.

Contohnya sisi ekstrim saja di dalam Islam adalah Jihad Islam, di dalam agama Kristen juga ada, contoh yang bersifat spiritual, di dalam agama Hindu yang memiliki banyak kitab suci, Kitab Wedha adalah kitab yang memfokuskan pada spritualitas. Boleh jadi pada Agama Islam contoh nya adalah ajaran Tasawuf.

Lalu, apa yang membedakan antara agama dengan spritualitas? Ada beberapa aspek yang berbeda di dalamnya, pada agama (A) bersifat Institusional, pada spiritualitas (S) bersifat universal, (A) mengacu pada eksternal (eksoteris) sebaliknya (S) Internal (essoteris), pada agama (A) memfokuskan ke ritual, sebaliknya spirtual (S) spontanitas, (A)untuk kalangan umum sebaliknya (S) khusus atau privat, (A) fokus pada tabiat/kelakuan sebaliknya (S) fokus pada cinta kasih, terakhir pada Agama (A) pengetahuan doktrin unik, sebaliknya spiritual (S) bisa bercampur.

1 komentar:

  1. Singkatnya kang agama itu meliputi tata cara bertuhan yg di jlnkan dan dipatuhi masing2 pemeluknya, mk jelas berbeda antara pemeluk satu agama dg agama lainnya. Spiritual itu kesadaran umum tersadari atau tidak sbg fitrah yg ada pd tiap individu anak cucu adam, atau bahkan makhluk Tuhan yg lain..jd kesadaran akan bertuhan inilah yg skrg banyak digali para individu pencari kebenaran. Spiritual inilah yg bisa menyatukan seluruh manusia krn tinggal kesadaran ruh tanpa bbadan tanpa baju tanpa nama atau identitas, sbgmana pertama kali dulu oleh Allah segenap Ruh dikumpulkan..sdgkan cara hidup sufi itu jg sekedar cara atau jln juga untuk kesadaran ruhani yg berbeda tiap org spt juga sbg pencarian logis bertuhan yg berbeda menurut jln masing2. Jadi bagi anda kaum agamawan wajib bagi anda memperkaya pemahaman keilmuan agama anda dg ilmu ruh sbg kebenaran mutlak dari Allah..bgmana caranya ..ini sdh menyangkup dimensi rasa sbg alam akhirat yg tdk bisa dg mudah dijelaskan..tp bg yg tertarik carilah guru..atau anda bisa hub saya di 081266444599 an.bisri

    BalasHapus