Jumat, 03 April 2009

KEMANAKAH ARAH PERJUANGAN PEMUDA KITA SAAT INI?

Melihat eksistensi dan peran pemuda saat ini tentu kita akan bertanya-tanya, apa yang diperjuangkan pemuda saat ini? Pertanyaan itu bukanlah hal yang tidak mendasar, karena memang nyatanya pemuda saat ini diselimuti kebimbingan terhadap arah perjuangan yang diinginkan. Secara sadar maupun tidak pemuda saat ini dikondisikan oleh zaman dan krisis kemanusian global. Krisis kemanusiaan global saat ini menempatkan pemuda sebagai agen atau subjek perubahan namun sebagai objek perubahan.

Potensi pemuda sebagai segmentasi terbesar dalam masyarakat dan perkembangan psikologi yang masih bertransisi menjadikannya sebagai target pasar dalam mengembangan perusaan-perusaan, pemenuhan massa dan objek kekuasaan. Di samping itu realitas zaman yang mengikis idealisme menambah kebutaan terhadap arah perjuanngan pemuda sendiri maka tidak salah ketika Bung Karno mengingatkan pemuda agar mewaspadai budaya ”Ngak, Ngek, Ngok” sebagai musuh bangsa. Tentu sangat kontradiktif ketika melihat, membaca serta mendengar semangat perjuangan yang dilakukan oleh bapak dan ibu yang membangun bangsa ini. Mungkin kondisi yang dijalani pada masa lalu berbeda dengan sekarang namun perlu disadari bahwa arah perjuangan mereka jelas. Dan sekarang?Mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing sebagai pemuda.

Mencari solusi permasalahan pemuda saat ini tentu sangatlah kompleks. Dimanakah harus memulainya? Bagaimanakan memulainya, dan Siapa yang harus memulainya? Pertanyaan dasar ini harus dijawab oleh kita semua. Persoalan pemuda saat ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemuda itu sendiri namun menjadi tanggung jawab kita semua.

Secara sederhana memulai perubahan dapat melalui dua pendekatan, yaitu paradigma dan sistem. Kedua pendekatan tersebut sama-sama penting dan harus berjalan beriringan.

Paradigma menjadi target dalam merubah suatu bangsa karena ”paradigma merupakan paradogma” (Nataatmaja, 1998), dan ketika paradigma merupakan paradogma maka akan menjadi pemikiran yang diyakini. Para pakar sepakat bahwa ketika pemikiran terbentuk maka kecendrungan akan menjadi budaya dan karakter bangsa semakin besar. Pendekatan inilah yang menjadi target oleh bangsa-bangsa lain dalam merubah bangsa ini. Paradigma pemuda Indonesia diombang-ambingkan, dikotori dan diracuni dengan budaya-budaya asing yang tidak jelas melalui berbagai cara. Untuk menjaga karakter dan budaya pada diri pemuda bangsa ini juga dilakukan dengan membangun paradigmanya. Bimbingan orang tua, pergaulan yang baik, penanaman nilai-nilai dasar keagamaan diantaranya menjadi bagian penting dalam menjaga karakter dan budaya bangsa.

Di samping itu pendekatan sistem yang dibangun dalam pemerintahan di bangsa ini juga menjadi bagian penting. Sistem harus menjadi tameng pembentukan karakter dan budaya pemuda dari krisis kemanusia yang berasal dari bangsa-bangsa asing. Pemerintah harus menjadi garda terdepan dengan mengatur regulasi peraturan-peraturan yang berpihak kepada bangsa ini.

Kedua pendekatan di atas akan mendukung pemuda dalam menentukan arah perjuanngannya sehingga pemuda dapat fokus dalam menentukan identitas dirinya. Berbicara tentang arah perjuangan, haruslah mendasar dan memahami apa yang diperjuangkan. Pemuda harus sadar bahwa proses berjihad adalah tidak dibatasi ruang dan waktu. Dulu, sekarang, akan datang, di utara, timur, barat dan selatan dan kapan saja maupun dimana saja harus menanamkan nilai perjuangan. Karakter dan budaya bangsa sebagai negara yang berdaulat menjadi materi dalam perjuangan. Dan semangat perjuangan harus didasarkan atas kerelaan hati dan keridhaan ilahi bahwa perjuangan mempertahannkan bangsa menjadi bagian dari tugas keberagamaan.

Untuk melakukan itu perjuangan pemuda harus mengambil perjuangan pemuda harus menjadi bagian penting dalam bangsa ini dengan menyejajarkan diri dalam semua sistem dan potensi yang ada. Pemuda harus menjadi key factor dalam sistem yang digunakan. Dengan masuk ke dalam sistem, arah perjuangan akan lebih mudah terkondisikan. Disisi lain pemuda secara sadar harus berusaha mengembangkan diri agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Caranya, dengan membangun pemahaman bahwa satu orang pemuda adalah bagian dari bangsa ini, sehingga semua yang dilakukan akan berpengaruh pada bangsa ini.

Mengakhiri opini ini penulis hanya memberikan suatu pandangan bahwa untuk merubah suatu bangsa, semua masyarakat dalam bangsa itu harus marasa menjadi bagian dari bangsanya. Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknnya bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar