Senin, 13 April 2009

Belajar Memimpin dari Sebuah Lukisan

Oleh : Lukmanulhakim

SETELAH kita belajar bagimana menjadi seorang pengikut, maka kita perlu belajar memperlakukan pengikut menjadi pemimpin bagi diri mereka. Setiap pengikut menginginkan ke mana mereka harus pergi. Pemimpin yang baik akan memberikan visi yang jelas kepada para pengikutnya. Maxwell(2005) dalam bukunya “Remaja Hebat” menyatakan “Semua pemimpin besar memiliki dua hal, mereka tahu kemana mereka pergi dan mereka bisa membuat orang lain mengikuti mereka.”

Sering kita melihat bahkan melakukan, ketika seorang ingin memimpin maka ia diminta untuk menyampaikan visi dan misinya selama kepemimpinannya. Jika visi dan misi itu jelas, dan mempengaruhi orang, lain maka ia diberi kepercayaan menjadi pemimpin bagi orang lain. Untuk mempengaruhi orang lain dengan ide hebat yang kita miliki ketika orang lain siap dengan ide itu.

Beberapa pemimpin besar menjelaskan visi mereka dengan “melukis sebuah gambar” untuk para pengikut mereka. Setiap komposisi tertentu pada lukisan membuat orang lain mengerti, menghargai dan “melihat” mereka.

Dalam lukisan yang dibuat kita dapat meletakkan komponen-komponen penting misalnya, cakrawala bebas, matahari, gunung, burung, bunga, jalan, bahkan diri kita termasuk pada komposisi tersebut. Komposisi yang kita buat sesuai dengan visi yang kita tuju selama kepemimpinan kita.

Cakrawala, dimana kita meletakkan cakrawala menunjukkan besar visi itu jadinya. Setiap orang akan memutuskan beberapa tinggi langit yang dia ingin pergi. Tanggung jawab kita sebagai pemimpin adalah menaruh banyak langit ke dalam lukisan kita. Kita ingin mendorong pengikut kita untuk meraih bintang guna mendapatkan hasil yang tertinggi baginya!

Matahari, pada sebuah lukisan kepemimpinan yang kita buat, matahari akan membawa kehangatan dan harapan. Sinar terang memberikan hal-hal baik pada orang. Jika kita ingin menjadi pemimpin besar, terserah kita untuk membawa sinar terang kepada tim dan menjaga harapan mereka tetap hidup.

Coba kita membayangkan betapa hangat hari yang cerah dibanding dengan dinginnya hari yang hujan. Apakah kita merasa senang ketika matahari bersinar? Kebanyakan orang seperti itu. Sama halnya bila kita membandingkan seorang pemimpin yang kuat dengan yang lemah. Seorang pemimpin yang kuat dan gembira membuat segalanya tampak menyenangkan dan bermanfaat. Pemimpin yang lemah dan dingin membuat sebuah wacana yang akan menguap dan kosong.

Gunung, setiap memiliki tantangan . tugas kita adalah meyakinkan orang untuk “mendaki gunung dan memanjat dinding”. Seorang pendaki gunung tidak akan merasa putus asa sebelum mencapai puncak tujuannya dan visi terbesarnya.

Seorang imigran Amerika yang berasal dari Thailand menderita kelainan yaitu kembar thorakopagus-kembar siam yang menyatu di dada-tak pernah merasa putus asa melewati gunung kehidupannya untuk mendapat kesuksesan yang terbesar dalam hidup. Waktu demi waktu dilaluinya dengan semangat dan mengesampingkan kekurangannya. Ia pun menggapai visinya dengan menjadi petani sukses di Carolina Utara dan akhinya wafat pada usia ke enam puluh tahun. “Seorang korban yang berjalan menyusuri pasir memandang ke bawah dan hanya melihat debu, seorang pemenang melihat bahan untuk membangun sebuah puri” demikian Ben Carson (2000) dalam bukunya The Big Picture dalam menanggapi kasus Chang dan Eng.

“Perjuangan hidup tidak selalu memihak orang yang lebih kuat atau lebih cepat. Tetapi cepat atau lambatnya orang yang menang adalah menganggap dirinya bisa” (Maxwell,2002). David Brinkley mengemukan bahwa “suksesnya seseorang yang dapat meletakkan landasan yang kokoh dengan bata-bata yang telah dilemparkan orang lain kepadanya.”

Burung, di dalam lukisan mewakili dua hal yang ingin para pengikut miliki yaitu kebebasan dan semangat. Coba kita membayangkan seekor elang melayang tanpa memerlukan tenaga menuju sebuah gunung maka ia tidak akan sanggup. Apakah yang membuat semangat kita membumbung tinggi dan memberi kita rasa kebebasan? Itulah yang kita ingin orang lain rasakan ketika mereka “melihat” visi dari kepemimpinan kita. “pegang terus visi-visi, karena jika visi tersebut mati maka hidup ibarat seekor burung patah sayapnya yang tak bisa terbang.” (Hughes, 2005). Oleh karena itu gunakan kebebasan dan semangat kita untuk membuat orang lain membutuhkan kita karena “seekor burung tidak akan menggunakan sarang mereka untuk terbang”.

Bunga, walau kita sedang mengerjakan sesuatu yang sangat disukai, kita juga harus istirahat. Perjalanan menuju harapan yang besar butuh waktu dan tenaga. Setiap tujuan tidak akan datang dengan tiba-tiba karena itu membutuhkan proses, janganlah tergesa-gesa.

Jalan, ketika kita akan berangkat menuju suatu tempat maka didahului dengan permulaan dan arah yang kita tuju. Seorang musyafir melewati pedalaman yang berat, bertanya kepada Baduy pemandunya, “Bagaimana Anda bisa memilih jalan melewati puncak-puncak yang tidak rata dan jalan kecil yang berbahaya tanpa tersesat?”, Baduy itu menjawab,” Aku memiliki visi dekat dan jauh. Visi dekat dengan melihat apa yang ada di hadapanku; visi jauh memandu jalanku dengan bintang-bintang.”

Kita, jangan lupa melukiskan diri kita pada lukisan yang dibuat. Ketika kita memiliki tujuan dan harapan kepada orang lain maka kita harus masuk dengan menjadi bagian darinya. Hal yang terpenting dari kepengikutan adalah teladan yang baik dan teladan itu adalah kita. Indira Gandhi-mantan perdana menteri India- mengatakan “Dulu aku mengira kepemimpinan berarti otot, tetapi sekarang aku baru tahu kepemimpinan adalah hakikat bergaul baik dengan orang lain.”

Sebelum mengakhiri lukisan yang dibuat, pikirkan kembali apa komposisi penting yang perlu ditambahkan bagi para pengikut kita. Dengarlah apa kata anggota dari lingkungan yang kita pimpin karena pemimpin besar di dunia ini tidak bekerja sendiri.

Lukisan yang kita buat akan menentukan ke arah mana pengikut akan kita bawa . Jangan pernah menjadi pemimpin yang terbatas yaitu tidak dapat melihat visi yang dituju dan meneruskannya. Pemimpin yang terbatas juga tidak membiarkan visi mereka melebihi lingkaran kecil dari lingkungannya.

Menutup opini ini, ada beberapa hal penting bagi pemimpin untuk membuat pengikut juga merasa menjadi pengikut. Seorang pemimpin besar membuat pengikut merasa bagian dari kepemimpinannya. Setiap pengikut akan senang jika mereka dilibatkan, dianggap penting, dihargai dan dibutuhkan, maka merekapun akan membalas hal yang demikian. Setiap pengikut tidak mengambil banyak dari apa yang diketahui pemimpinnya, sampai mereka tahu seberapa jauh pemimpinnya peduli (Maxwell, 2002). Maka dari itu ingat selalu pengikut ketika membuat lukisan kepemimpinan dan libatkan mereka dalam visi kita.

Puisi Cina Lama mengatakan kepada setiap pemimpin untuk; mendengarkan orang lain, bergaul bersama mereka, kasihi mereka, awali dengan apa yang mereka tahu, bangun pada apa yang mereka miliki, dan dari pemimpin yang terbaik, ketika pekerjaan mereka siap, dan tugas mereka sesesai, maka orang itu berkata, “Kita melakukannya bersama”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar