Senin, 20 April 2009

HAKEKAT KEPEMIMPINAN

SERING kita mendengar bahwa kepemimpinan bukan hanya didasarkan pada status, kedudukan atau jabatan. Penulis sependapat mengenai hal ini karena kepemimpinan adalah berhubungan dengan orang lain. Ketika berhubungan dengan orang lain maka adanya interaksi dan kepedulian terhadap kondisi orang lain baik itu positif maupun negatif. Dengan ini mulai muncul pengaruh diri kita pada orang lain. Seandainya kita mulai mengikuti apa yang disampaikan, baik melalui sikap, ucapan maupun karakter orang lain maka kita terpengaruh pada orang tersebut. Sama halnya dengan kita, jika ingin menimbulkan pengaruh pada orang lain maka kita harus menjadi teladan, peduli, membuat orang lain merasa dibutuhkan.

Pengaruh yang kita timbulkan terkadang hanya sebatas membuat orang mengikuti kita tapi belum dapat membuat orang juga berpengaruh seperti kita. Pada setiap pengaruh yang diberikan kepada orang lain memiliki tingkatan yang perlu dipahami mulai dari menciptakan pengaruh hingga membuat orang lain berpengaruh. Maxwell (2004) mengatakan “Pengaruh tidak muncul seketika, tapi tumbuh secara bertahap.”

Membangun pengaruh adalah hal yang terpenting dalam kepemimpinan. Pengaruh dibangun dari tahapan-tahapan yang saling terkait, merupakan hal yang mustahil jika ingin berpengaruh tapi tidak pernah belajar menjadi orang yang berpengaruh. Dimanakah letak pemebelajaran itu tergantung kita memahami tahapan-tahapan dalam membangun pengaruh pada orang lain. Ada 4 tahap yang perlu kita kembangan, yaitu, model, motivasi, mentor, dan pelipatgandaan.

Tikat Pertama yaitu model. Model merupakan teladan yang dibangun seseorang dalam membentuk karakter pribadi. Setiap orang lebih dahulu dipengaruhi dengan apa yang mereka lihat. Bagi kebanyakan orang, jika mereka merasakan kita bersikap positif dan layak dipercaya serta memiliki sifat-sifat yang patut dikagumi, mereka akan mencari kita sebagai pemberi pengaruh di dalam hidup mereka. Semakin baik orang mengenal kita, semakin besar kredibilitas kita dimata mereka dan semakin besar pula pengaruh kita-jika mereka senang dengan apa yang mereka lihat. Albright mengatakan "Sikap memecahkan masalah kita, tetapi itu akan mengganggu cukup banyak orang untuk membuatnya bermanfaat."

Untuk membangun pengaruh kita harus memperlakukan orang lain dengan hormat. Lombardi mengatakan "Jika kita memperlakukan orang lain dengan hormat dan memperlakukan mereka seperti pemenang, mereka akan tampil seperti pemenang."

Selain membentuk sikap yang positip, pada tingkatan model ini seseorang harus memiliki Integritas. Integritas merupakan dasar dari sebuah siklus kepemimpinan. Seorang pemimpin wajib memiliki integritas jika ingin mebangun pengaruh pada orang lain. "Kebutuhan akan integritas sekarang ini barangkali sama besarnya seperti sebelumnya. hal ini mutlak perlu bagi siapa saja yang ingin menjadi orang yang berpengaruh."(Maxwell, 2004). Integritas merupakan kekuatan bathin yang selalu membantu meluruskan jalan kita. Abraham Lincoln pernah mengatakan "Ketika saya meletakkan tampuk kepemimpinan pemerintahan ini, saya ingin mempunyai satu orang sahabat yang tersisa. Sahabat itu adalah diri saya sendiri." Lincoln memiliki integritas yang kuat ketika ia di kritik dan dihujat begitu hebat. Kekokohan karakter seseorang terhadap suatu hal menandakan keberadaan integritas tersebut.

Tingkat Kedua adalah motivasi. Jika ingin menimbulkan dampak yang benar-benar berarti bagi orang lain maka kita harus melakukannya dengan jarak yang dekat inilah yang membedakan antara motivasi dan model. Motivasi dilakukan dengan memberi dorongan dan komunikasi dengan orang lain pada tingkat emosi. Ada dua proses yang dilakukan dalam motivasi yaitu, membentuk jembatan antar kita dan orang lain dan membangun kepercayaan dan harga diri. Ketika orang lain merasa enak bersama kita maka timbul kepercayaan yang besar dari mereka.

Sebelum kita "meminta" pengaruh dari orang lain maka kita harus memberi. Beberapa hal yang harus kita berikan kepada orang lain, antara lain, kasih sayang, respek, rasa aman, pengakuan dan dorongan. Orang lain akan berusaha mengembalikan manfaat apa yang meraka dapatkan dari kita.

Kepercayaan adalah sikap lain yang perlu dimiliki untuk membuat orang termotivasi dengan apa yang dimilikinya. Nancy Dornan mengemukakan bahwa "Ketika Anda percaya kepada orang lain, mereka akan mengerjakan hal-hal lain yang mustahil." (Maxwell&Dornan, 2004) hal ini dipertegas dalam sebuah kata bijak yang mengatakan bahwa "Percaya kepada orang lain sebelum membuktikan diri mereka adalah kunci memotivasi untuk mewujudkan potensi mereka.”

Selain kepercayaan yang perlu dimiliki, mendengarkan dan memahami juga akan menambah besar pengaruh kita pada orang lain. Mendengarkan apa yang diampaikan orang lain adalah penghargaan besar yang membuat mereka tersanjung, dipercaya, dihargai dan dimengerti atas apa yang dimilikinya. Ketika orang melihat mereka dimengeti, mereka menjadi termotivasi untuk memahami pandangan kita.

Sekarang tingkat pengaruh kita di tingkat mentor. Setelah kita mulai mempengaruhi orang lain dengan jarak dekat yaitu memotivasi mereka, kita akan menjadi mentor yang baik bagi mereka. Mentoring yang kita berikan berarti menuangkan hidup kita kepada diri orang lain dan membantu mencapai potensi mereka. Kekuatan mentoring ini sangat besar sehingga kita dapat melihat hasil usaha kita mempengaruhi orang lain di hadapan kita.

Kekuatan mentoring adalah sikap dimana kita dapat mengembangkan, menavigasi, berhubungan dan memperlengkapi orang lain. Tentunya perlu sikap positif yang kita kembangkan untuk bisa menjadi mentor dari orang lain.

Setelah kita berada di tingkat mentor maka kita perlu menaikkan tingkat pengaruh kita di tingkat pelipatgandaan. Pada tingkat pelipatgandaan ini pengaruh yang kita bentuk pada orang lain akan terus berkembang. Orang lain juga akan merasa bahwa ia memiliki pengaruh pada individu disekelilingnya. Setelah memberi pengaruh yang berlipat ganda, kita membantu yang telah dipengaruhi tadi menjadi pemberi pengaruh positif dalam kehidupan orang lain dan meneruskan tidak hanya

Pada apa yang sudah mereka terima dari kita, tetapi juga dari apa yang sudah mereka mereka pelajari dan kumpulkan sedikit demi sedikit.

Menutup opini ini penulis menyarankan untuk menjadi seorang pemimpin asahlah terus “pisau” pengaruh kita pada orang lain jika semakin tajam maka akan semakin berpengaruh. Ketika kita menghendaki pisau menjadi tajam tentu ia perlu diasah dan ketika mengasah inilah menjadi tahap yang harus kita lakukan menjadikan pisau itu tajam. Sema halnya dengan pengaruh, pengaruh tidak datang seketika tanpa proses. Dalam membangun pengaruh kita harus berbuat karena orang lain selalu mengukur kepedulian kita karena “Setiap orang tidak melakukan apa yang kita katakan, tapi akan melakukan apa yang kita kerjakan. Oleh karena itu melakukan lebih baik daripada mengatakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar