Senin, 13 April 2009

Hakekat Kebahagiaan

Oleh : Lukmanulhakim

KEBAHAGIAN bukan merupakan hal yang tabu untuk dibahas, setiap waktu, tempat dan keadaan sering kita dengar. Berkaitan dengan hal ini, setiap orang memiliki berbagai macam definisi dan bentuk serta selalu ingin mendapatkannya baik dari segi materi maupun spiritual. Sebagai contoh mendapat jabatan, prestasi, kesehatan dan lain-lain.

Kebahagian juga terkadang sering dilihat secara parsial, bahwa bahagia hanya dilihat dari sisi materi dengan punya uang yang banyak, bahagia punya pasangan yang cantik, bahagia karena punya rumah mewah, dan sebagainya. Dengan demikian maka materi akan menjadi tujuan hidupnya. Pemahaman yang sempit mengenai kebahagiaan juga dimiliki oleh para pemikir Yunani kuno seperti Plato dan Aristoteles. Plato mengatakan bahwa “hanya jiwalah yang dapat mengalami kebahagian”. Sedangkan aristoteles mengatakan bahwa “kebahagian itu dapat dinikmati oleh manusia di dunia, kendati jiwanya masih terkait dengan badan”.

Jika kita memahami kembali hakekat kebahagian bahwa kebahagiaan adalah kondisi dimana kita merasa senang, tenang, aman, tentram dan damai. Lynn Peters m,enyatakan bahwa “Kebahagian bukanlah tentang apa yang terjadi pada kita, kebahagiaan adalah tentang bagaimana kita mempersepsi apa yang terjadi pada kita. Kebahagiaan adalah ketrampilan menemukan sesuatu yang positif pada setiap hal yang negatif, dan melihat kegagalan sebagai tantangan. Andaikata kita bisa berhenti mengharapkan apa yang yang tidak kita miliki, dan mulai menikmati apa yang sudah kita miliki, kehidupan kita dapat menjadi lebih kaya, lebih memuaskan, dan lebih bahagia. Sekaranglah saat untuk menjadi bahagia”.

Ibnu Miskwaih melihat kebahagiaan secara lebih komprehensif. Menurutnyam manusia memiliki dua unsur yaitu jiwa dan tubuh. Maka kebahagiaan itu menjadi hak bagi keduanya. Kebahagian itu sediri ada dua tingkat, pertama ada manusia yang terikat dengan hal-hal yang bersifat benda dan mendapatkan kebahagian dengannya. Kedua, manusia yang melepaskan diri dari keterikatannya kepada benda dan memperoleh kebahagiaan lewat jiwa. Kebahagiaan yang bersifat benda tidak diingkarinya, tetapi dipandang sebagai kekuasaan Allah. Kebahagiaan yang bersifat benda menurut Beliau mengandung kepedihan dan penyesalan serta penghambat perkembangan jiwanya menuju ke hadirat Allah. Kebahagiaan jiwalah yang merupakan kebahagiaan yang sempura dan mampu mengantar manusia yang memilikinya ke derajat malikat.

Di samping keinginan kebahagiaan juga merupakan perintah dari Allah SWT yang harus diusahakan oleh hambanya seperti yang tertuang dalam QS. Al-Qashas : 77 ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Kebahagian sebagai tujuan menjadi motivasi untuk berbuat lebih baik. Artinya, kebahagian bisa menjadi tujuan kehidupan yang dijanjikan oleh Sang Khaliq. seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-Balad dan Asy Syam. Kedua-dua surat ini sama-sama menerangkan bahwa Allah telah menunjukkan kepada manusia dua buah jalan yaitu jalan yang pada surat Asy Syams disebut jalan kefasikan dan jalan ketakwaan.

Dalam surat Al-Balad dijelaskan bahwa manusia haruslah bersusah payah mencari kebahagiaan dan Allah sendiri telah menunjukkan jalan yang membawa kepada kebaikan, dan jalan yang membawa kepada kesengsaraan. Tuhan menggambarkan bahwa jalan yang membawa kepada kebahagiaan itu lebih sulit menempuhnya daripada yang membawa kepada kesengsaraan. Sedangkan dalam surat Asy Syams:8-10 ditegaskan bahwa orang yang menjalani jalan ketakwaan itu akan berbahagia dan orang yang menjalani jalan kefasikan itu akan merugi.

Mengakhiri uraian ini penulis mengajak pembaca untuk kembali mengintrospeksi motivasi dan tujuan dalam memperoleh kebahagian. Amatlah sedikit yang diperlukan untuk membuat suatu kehidupan yang membahagiakan, semuanya ada dalam diri kita sendiri, yaitu di dalam cara anda berpikir dan bersikap. Berusahalah mengejar kebahagian karena tidak datang dengan sendirinya tapi diusahakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar